Pada 9 hingga 10 September 2025, hujan lebat dengan intensitas tinggi mengguyur Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT), memicu bencana banjir bandang dan tanah longsor yang menyebabkan kerusakan parah dan korban jiwa.
📍 Dampak di Bali
Di Bali, bencana ini roulette online menewaskan sedikitnya 14 orang, dengan dua orang lainnya masih dalam pencarian. Banjir bandang merendam enam dari delapan kabupaten/kota di Bali, termasuk Denpasar, Jembrana, Gianyar, dan Badung. Infrastruktur utama, seperti jalan raya dan jembatan, rusak parah, dan beberapa bangunan, termasuk pasar tradisional Kumbasari di Denpasar, runtuh akibat derasnya arus air. Lebih dari 500 warga dievakuasi ke tempat penampungan sementara, seperti sekolah dan masjid. Tim SAR yang terdiri dari lebih dari 600 personel, termasuk polisi dan militer, dikerahkan untuk melakukan pencarian dan penyelamatan. Meskipun hujan telah reda, proses pemulihan terkendala oleh medan yang sulit dan cuaca buruk.
📍 Dampak di NTT
Di NTT, khususnya di Kabupaten Nagekeo, bencana ini menyebabkan empat orang tewas dan beberapa lainnya hilang. Di Desa Mauponggo, tanah longsor menghancurkan 35 rumah dan menewaskan seorang ibu dan anaknya. Di Desa Loka Laba, seorang pria ditemukan tewas tertimbun longsoran. Lebih dari 600 warga di Bali dan NTT masih berada di pengungsian, dan upaya pemulihan terus berlangsung.
🆘 Tanggapan Pemerintah
Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk segera menangani bencana ini. Bantuan awal berupa perahu karet, tenda pengungsi, sembako, dan peralatan lainnya telah disalurkan ke daerah terdampak. Selain itu, personel Polri juga dikerahkan untuk membantu proses evakuasi dan pembersihan material longsor.
Bencana banjir dan longsor yang melanda Bali dan NTT merupakan peringatan akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem. Keterlibatan aktif masyarakat dan koordinasi antarinstansi sangat diperlukan dalam upaya mitigasi bencana dan pemulihan pascabencana.